Selasa, 23 April 2013

Mitos Dan Fakta Tentang Gigi


Banyak mitos yang kita ketahui dari orang tua-tua dulu. Bahkan mitos tersebut kita turuti tanpa tahu kebenarannya. Salah satunya mitos yang berhubungan dengan gigi. Banyak mitos yang berhubungan dengan gigi yang kita dengar dari orang tua – tua dulu. Terkadang hal yang dipercayai sebagai mitos itu terjadi secara kebetulan, orang menyangka itulah penyebabnya. Coba kita cari kebenaran dari beberapa mitos tersebut!

Mitos 1
Mitos: Gigi atas yang sakit jika dicabut akan mempengaruhi syaraf mata. Bahkan dapat menyebabkan kebutaan.

Fakta: Syaraf yang mempersyarafi gigi geligi atas berbeda dengan syaraf mata. Bila seseorang sakit gigi karena karies (lubang gigi) pada gigi atas, penjalaran infeksinya memang dapat mencapai pipi hingga mata. Namun pencabutan gigi atas tidak akan menyebabkan kebutaan.

Mitos 2
Mitos: Sakit gigi dapat disembuhkan cukup dengan minum obat penghilang rasa sakit (analgesik).

Fakta: Obat “pain killer” hanya membantu untuk menghilangkan rasa sakit sementara, namun infeksi bakteri pada gigi tetap ada dan suatu waktu rasa sakit akan timbul lagi. Maka jika terjadi karies, gigi tersebut harus dirawat. Bila karies belum mencapai jaringan syaraf, gigi masih bisa ditambal. Namun bila jaringan syaraf sudah terekspos, maka gigi sudah tidak bisa langsung ditambal tapi harus dilakukan perawatan saluran akar terlebih dulu.

Mitos 3
Mitos: Gigi tidak perlu dicabut dan boleh dibiarkan saja bila yang tersisa tinggal akarnya saja. Toh, sudah tidak ada keluhan yang dirasakan.

Fakta: Bila gigi berlubang dibiarkan dan tidak dirawat, lama kelamaan gigi tersebut dapat patah sedikit demi sedikit karena adanya tekanan kunyah. Pada akhirnya, mahkota gigi habis dan yang tersisa tinggal akarnya saja. Biasanya pada gigi tersebut sudah tidak ada keluhan lagi. Namun bukan berati masalah sudah selesai. Akar gigi yang terekspos dengan lingkungan gigi tetap dapat menjadi sumber infeksi. oleh karena itu, biarpun sudah tidak terasa sakit gigi tersebut tetap harus dicabut dan dibuatkan gigi tiruan penggantinya.

Mitos 4
Mitos: Bila seseorang sakit gigi lebih baik dicabut daripada ditambal, karena setelah ditambal pun masih bisa sakit lagi.

Fakta: Pencabutan gigi adalah alternatif terakhir, bila perawatan lain sudah tidak mungkin dilakukan. Gigi sebisa mungkin dipertahankan dalam mulut, karena kehilangan satu gigi saja sudah dapat mengurangi efektivitas dalam pengunyahan. Gigi yang hilang sebaiknya diganti dengan gigi tiruan, namun sebaik apapun gigi tiruan masih lebih baik gigi aslinya. Saat ini ilmu dan teknologi di bidang kedokteran gigi telah berkembang pesat. Material kedokteran gigi terus menerus diperbaiki, sehingga hasil tambalan yang baik dan tahan lama dapat dicapai.

Mitos 5
Mitos: Bau mulut disebabkan karena adanya masalah di pencernaan.

Fakta: Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa 85 % bau mulut berasal dari gigi dan mulut. Bau mulut yang disebabkan oleh perut sangat jarang terjadi. Bau mulut disebabkan oleh bakteri yang bersarang di dalam mulut, bisa berada di gusi yang meradang, gigi yang berlubang, karang gigi, tambalan yang bocor, dan terutama di bagian belakang lidah. Bakteri yang berkembang dalam lingkungan tanpa oksigen ini memproduksi gas berbau yang disebut ‘volatile sulfur compound’. Inilah yang menyebabkan bau mulut.

Mitos 6
Mitos: Bila gigi anak berlubang tidak perlu ditambal karena nanti juga akan digantikan oleh gigi tetap/permanen.

Fakta: Gigi anak yang berlubang tetap harus ditambal, karena gigi yang berlubang dan tidak dirawat dapat menyebabkan infeksi menjalar ke jaringan pendukung gigi. Hal ini akan mempengaruhi gigi permanennya yang sedang dalam tahap tumbuh kembang. Selain itu adanya karies pada gigi anak dapat menyebabkan anak berkurang nafsu makan dan cenderung rewel.

Mitos 7
Mitos: Obat kumur dapat menghilangkan bau mulut.

Fakta: Menurut suatu penelitian yang menguji keefektifan obat kumur yang mengandung essential oil, jumlah bakteri berkurang secara bermakna 12 jam setelah penggunaan. Namun obat kumur hanya efektif dalam jangka waktu yang pendek. Malahan, pemilihan obat kumur harus dilakukan secara hati-hati, karena obat kumur berbahan dasar alkohol justru dapat memperberat bau mulut bila digunakan secara berlebihan, karena kandungan alkohol dapat membuat mulut menjadi kering. Untuk menghilangkan, atau setidaknya mengurangi bau mulut, pembersihan gigi tidak difokuskan ke permukaan gigi saja melainkan ke seluruh permukaan yang ada di dalam rongga mulut. Terutama jaringan lunak seperti lidah dan gusi.

Mitos 8
Mitos: Cabut gigi atas akan menyebabkan rabun

Fakta : Pencabutan gigi atas tidak akan menyebabkan rabun kepada mata. Kita boleh melihat apabila cahaya yang masuk ke dalam mata terus fokus pada lapisan retina. Kita menjadi rabun kerana cahaya itu masuk dan fokus di hadapan atau belakang lapisan retina. Kebanyakan rabun adalah bersifat keturunan. Cabut gigi atas memang tidak akan menyebabkan rabun, jika memang terjadi itu hanyalah kebetulan saja.

Mitos 9
Mitos: Tidak boleh melakukan perawatan gigi jika sedang mengandun

Fakta: perawatan gigi seperti cuci, tambal boleh dilakukan kapan saja termasuk pada waktu sedang mengandung. Perawatan yang memerlukan pasien duduk terlalu lama atau perawatan yang susah seperti pencabutan secara pembedahan, perawatan saraf sebaiknya dihindari selama mengandung di 3 bulan pertama dan 3 bulan terakhir.

Mitos 10
Mitos: Pencucian gigi yang sering menyebabkan gigi makin goyah

Fakta: Gigi goyah disebabkan tulang yang memegang gigi telah berkurang. Ini disebabkan oleh karang gigi yang melekat pada gigi. Lama kelamaan karang gigi itu sangat tebal dan memegang keseluruhan gigi-gigi yang goyah menyebabkan gigi-gigi tersebut nampak seperti tidak goyah. Apabila karang gigi itu dibersihkan, maka gigi terasa seperti lebih goyah. Jika selalu sikat gigi, maka karang itu akan sulit terjadi dan tulang akan sehat sehingga gigi tidak lagi goyah.


Sumber : http://archive.kaskus.co.id/thread/5870996/10  -  luxor_wynn88

Tidak ada komentar:

Posting Komentar